Bangli (Antara Bali) - Jembatan penghubung antara Dusun Pukuh  dengan Dusun Penatahan, Desa Susut, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Bali, terancam ambruk.

"Dilihat dari retaknya sayap jembatan kalau tidak cepat diantisipasi maka kemungkinan badan jembatan akan ambruk," kata Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bangli I Nyoman Budiutama seusai melakukan pengecekan ke lokasi, Senin.
Terancam ambruknya jembatan itu, kata dia, disebabkan buruknya  pengerjaan yang dilakukan pihak rekanan, dimana saat pengerjaan kurang dilakukan pengerasan.
"Jembatan yang dibangun tahun 2009 itu pengerjaannya menelan dana sebesar Rp368,5 juta," ujarnya.
Ia mengatakan, jembatan tersebut jika masih dalam tahap pemeliharaan maka rekanan harus bertanggung jawab, dan jika habis masa pemeliharaannya harus ditangani pemerintah daerah.  
I Nengah Sugimana, anggota DPRD lain yang ikut turun ke lokasi mengungkapkan hal yang sama. "Cepat rusaknya jembatan itu merupakan salah satu lemahnya pengawasan yang dilakukan saat pengerjaan proyek," katanya. 
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bangli Cok Gede Wiratama mengatakan, retaknya sayap jembatan tiada lain disebabkan kurangnya pelapisan. "Sepatutnya dilakukan secara berlapis, namun hanya dilakukan sekali saja," ujarnya.
Selain itu, kata dia, penyebab lainnya kemungkinan karena adanya pergeseran tanah. "Jembatan tersebut masih aman dan retaknya sayap tidak terlalu berpengaruh terhadap keberadaan badan jembatan lain hanya kalau tiang jembatan yang retak baru sangat beresiko," ujarnya.
Sementara itu, selain memberikan tanggapan soal jembatan, Wiratama juga menyinggung hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bangli belakangan ini mengakibatkan bencana longsor di beberapa titik.
Menurut dia longsor terparah terjadi di ruas jalan Desa Serai, Tamansari, Kecamatan Kintamani. Di lokasi itu tebing yang ada di pinggir jalan ambrol sehingga menutupi badan jalan. "Kami masih menunggu alat berat dari Denpasar untuk membantu mengeruk tanah agar jalan bisa dilewati," ujarnya. (*)