skip to main |
skip to sidebar
00.18
rahmat taufik bayu ridha
Petugas peternakan dari UGM merawat sapi di Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. (Foto: Koran SI)
YOGYAKARTA - Sekira 2.500 ekor sapi di kawasan Gunung Merapi diperkirakan mengalami kekurangan pakan sejak erupsi Selasa 26 Oktober lalu.
Sapi-sapi dan hewan ternak lainnya banyak yang ditinggal pemiliknya mengungsi. Rumput-rumput di sekitar permukiman kurang memungkinkan untuk dimakan karena tertutup abu vulkanik Gunung Merapi.
“Kalau menggantungkan pada rumput di sana tidak memungkinkan dengan cepat karena tertutup abu vulkanik Gunung Merapi,” papar Ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang Yogyakarta, Ali Agus, Senin (1/11/2010).
Ali mengatakan kondisi pakan ternak khususnya sapi sering tidak mendapat perhatian dan lebih mengutamakan penanganan manusianya. Menurutnya, kebutuhan pakan ternak sapi di daerah bencana Merapi diperkirakan mencapai sekira 50 ton rumput per hari.
Sedangkan untuk konsentrat dibutuhkan rata-rata lima kilogram per ekor per hari, sehingga total kebutuhan konsentrat mencapai sekira 12,5 ton per hari untuk 2.500 sapi.
“Selain diperlukan untuk pakan ternak dari hijauan seperti rumput kita juga distribusikan konsentrat untuk ternak sapi ini,” ungkap Ali.
Dijelaskan Agus distribusi pakan ternak dari ISPI tersebut telah dilakukan sejak Jumat, 29 Oktober lalu. Setiap hari pihaknya mengirimkan setidaknya satu truk berisi jerami, terutama di daerah Cangkringan dan Purwobinangun. Sedangkan konsentrat yang dikirim mencapai satu ton per hari.
“Jerami dan hijauan sebagian didatangkan dari luar Yogyakarta seperti Boyolali dan Klaten,” ucapnya.
Posted in: breaking news