Selasa, 09 November 2010

China Siap Bantu Indonesia Tanggulangi Bencana

JAKARTA - Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (KRN) China Wu Bangguo bertemu Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman. Mereka membicarakan antara lain hubungan pusat-daerah serta kerja sama antardaerah dan membangun kembali daerah-daerah bekas bencana akibat gempa, tsunami, dan letusan gunung api.

Wu menekankan peran KRN yang mirip fungsi, tugas, dan wewenang DPD sebagai salah satu lembaga legislatif dalam hubungan pusat-daerah dan kerja sama antardaerah. Kemiripan peran diharapkan menjadi peluang kerja sama antara DPD dan KRN.

“Ada dua peran KRN, yakni mengelola hubungan pusat-daerah dan mengembangkan daerah-daerah secara seimbang,” Wu menjelaskannya kepada Irman di lantai 8 Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2010).

Perkembangan China dewasa ini adalah karakteristik masalahnya yang meliputi kesenjangan antardaerah, terutama antara China bagian timur yang dikenal sebagai kawasan industri dan bisnis dengan China bagian barat dan tengah yang selanjutnya mengganggu hubungan pusat-daerah. “Kami ingin bertukar pendapat bagaimana menjaga hubungan itu,” ujar Wu.

Irman mengakui, Indonesia bagian timur memiliki potensi. Selama ini, pembangunan Indonesia terkonsentrasi di wilayah barat dan tengah sementara di bagian timur agak kurang. Sebagai negara bersahabat yang bekerja sama di bidang ekonomi, investasi China sebaiknya diarahkan di bagian timur Indonesia, seperti di bidang infrastruktur.

Terlebih dahulu atas nama pemerintah dan rakyat China, Wu menyatakan simpati dan dukacita yang mendalam kepada korban bencana di Indonesia yang dilanda gempa disusul tsunami dan letusan gunung api yang mengakibatkan korban jiwa dan harta. Diyakini, pemerintah dan rakyat Indonesia bisa menanggulangi bencana sekaligus membangun kembali daerah-daerah pascabencana.

China akan membantu Indonesia menanggulangi bencana sekaligus membangun kembali daerah-daerah bekas bencana. Bantuan tersebut berupa uang tunai, obat, makanan dan minuman, medis, mengindentifikasi korban, dan teknologi pengawasan tsunami. “Untuk membangun kembali daerah bekas bencana, kami siap membantu,” ujarnya.

Irman Gusman menyampaikan terima kasihnya atas tawaran tersebut, karena bantuan tersebut tentunya memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang terjalin selama ini.

Di bidang perdagangan, volume perdagangan kedua negara mencapai USD40 miliar tahun ini dan diperkirakan USD50 miliar tahun 2014. Kerja sama tersebut dapat diperluas di bidang investasi, keuangan, energi, industri, pertanian, perikanan, pariwisata, teknologi, dan bahkan pertahanan dan keamanan.

Khusus di bidang investasi, Pemerintah China akan mengajak perusahaan-perusahaannya untuk membangun infrastruktur di Indonesia. Nilai investasinya di luar negeri saat ini USD60 miliar.

Irman menyampaikan bahwa investasi perusahaan-perusahaan China di Indonesia meningkat tahun-tahun belakangan. Ke depan, investasi tersebut diarahkan ke daerah-daerah yang tertinggal atau terbelakang. “Kalau di Indonesia, yang agak tertinggal di bagian timur,” ujarnya.

Mengingat tahun depan Indonesia menjadi Ketua The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Wu berharap, Indonesia memainkan perannya di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), The Group of Twenty (G-20), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Kerja sama China dan ASEAN menjadikan Indonesia menjadi sangat penting,” ujar Wu. Apalagi, tahun depan merupakan tahun persahabatan China-ASEAN yang menginjak usia 20 tahun.

Bagi Irman, sebagai Ketua ASEAN, China merupakan mitra strategis Indonesia yang potensial. “Abad mendatang adalah abad Asia Timur. China menjadi key player di Asia Timur.”

Di bidang pendidikan, Indonesia-China akan terus saling mendukung. Apalagi, nama China tertanam di benak orang Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebagai negara tujuan menimba ilmu. Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di China terus bertambah. “Ini hubungan yang fundamental,” ujar Irman.

Saat 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China, Wu Bangguo melakukan kunjungan persahabatan ke Kamboja, Indonesia, dan Thailand tanggal 3-13 November untuk memenuhi undangan Ketua Kongres Kamboja Heng Samrin, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia Marzuki Alie, dan Ketua Kongres Thailand Chai Chidchob.(mbs)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management