Rabu, 10 November 2010

Bermain Sejenak Melupakan Bencana Merapi




Ilustrasi (Foto Koran SI)
YOGYAKARTA- Suara nyanyian, teriakan, dan tawa itu datang dari sekolah pintar Merapi Empat yang terletak di sisi barat Stadion Maguwoharjo. Seratusan anak pengungsi tampak riang gembira mengikuti proses belajar dan bermain yang diadakan Relawan Terpadu Universitas Negeri Yogyakarta.

Hanya tampak kecerian di raut wajah anak korban letusan Gunung Merapi itu. Sesaat seolah mereka bisa melupakan kampung halaman yang sudah lebur dihantam awan panas Merapi.

Dipandu beberapa mahasiswa mereka tertawa ketika melihat aksi pendongeng yang memberikan tebakan suara hewan. "Coba tebak suara apa ini," ujar pendongeng semangat lantas menirukan suara Gajah.

Melihat tingkah laku pendongeng, anak-anak pengungsi itu langsung tertawa. Tak hanya dongeng, mereka juga tampak terhibur dengan kedatangan badut dan pesulap di sekolah yang sangat sederhana ini. Tidak hanya tertawa mereka juga tampak serius ketika ditantang pengajar menyusun gambar dan menulis.

Walaupun keadaan sederhana tak menyurutkan semangat anak-anak ini untuk mengikuti proses belajar dan bermain yang diadakan setiap sore hari. “Aku senang main di sini," kata Marsal (6) kepada okezone usai mengikuti proses bermain dan belajar di Sekolah Pintar Merapi Empat, Stadion Maguwoharjo, Rabu (10/10/2010).

Keadaan darurat memaksa mereka belajar di pelataran stadion hanya beralaskan tikar, peralatan belajar yang biasa mereka bawa ke sekolah habis tertimbun abu vulkanik. "Saya mau sekolah lagi, tapi Merapinya mbledos’e, yo opo," tanya Dita (7).

Sebelum mengungsi, dia sekolah di SD Cancangan, Cangkrigan. Bersama orangtuanya dia terpaksa ikut mengungsi saat pemerintah menetapkan wilayah aman dari letusan merapi menjadi 20 kilometer.
(ful)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management